Oleh : Ismail Suardi Wekke (Cendekiawan Muslim Indonesia)
TRISAKTINEWS.COM – Mentari senja perlahan meredup, menandakan bulan Ramadan akan segera berlalu. Tiga hari lagi, bulan akan berganti ke Syawal. Di sudut kota, pasar tumpah dadakan bermunculan, menjadi pemandangan khas mudik yang tak pernah lekang oleh waktu.
Hiruk pikuk penjual dan pembeli berbaur dengan suara klakson kendaraan yang memadati jalanan. Aroma harum kue-kue kering dan masakan khas Lebaran menggoda indra penciuman, seolah menyambut kedatangan hari kemenangan.
Di tengah kesibukan pasar tumpah, terlihat wajah-wajah ceria para pemudik yang berbelanja oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman. Ada yang sibuk memilih baju baru, ada pula yang asyik menawar kue-kue kering untuk hidangan Lebaran.
Pasar tumpah menjadi intrumen menuju kepada kebersamaan dan kegembiraan, di mana orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul untuk mempersiapkan diri menyambut Idul Fitri.
Tak hanya pasar tumpah, pusat perbelanjaan atau mal pun tak kalah ramai. Kilauan lampu dan hiasan Lebaran menghiasi setiap sudutnya. Para pengunjung terlihat antusias memilih pakaian terbaik untuk dikenakan saat hari raya.
Aneka kue kering dan camilan khas Lebaran pun tersusun rapi di etalase toko, siap untuk dibawa pulang dan dinikmati bersama keluarga.
Di balik hiruk pikuk persiapan lahiriah, terselip refleksi batin yang mendalam. Ramadan, bulan penuh berkah, akan segera meninggalkan kita. Selama sebulan penuh, umat Muslim berlomba-lomba dalam kebaikan, menahan diri dari segala godaan, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Kini, saatnya untuk merenungkan segala amalan yang telah dilakukan, mengevaluasi diri, dan memohon ampunan atas segala khilaf dan dosa.
Idul Fitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momentum untuk kembali fitrah, menjadi manusia yang lebih baik. Hari kemenangan ini adalah saat yang tepat untuk mempererat tali silaturahmi, saling memaafkan, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai titik awal untuk memulai lembaran baru, meninggalkan segala kebencian dan dendam, serta merajut kembali persaudaraan yang sempat renggang. Di hari yang fitri ini, mari kita sambut kemenangan dengan hati yang bersih dan penuh syukur.
Setiap amalan yang telah dilakukan selama Ramadan adalah bentuk ikhtiar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Idul Fitri adalah saatnya untuk mengaplikasikan nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi pribadi yang sabar, ikhlas, dan peduli terhadap sesama.
Hari kemenangan yang akan dating ini adalah momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan umat Muslim. Mari kita rayakan Idul Fitri dengan penuh khidmat dan kebersamaan, menjaga tradisi silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.
Selamat Hari Raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.
Menyambut Fitrah: Introspeksi Akhir Ramadan
Di tengah hiruk pikuk persiapan Idul Fitri, mari sejenak kita menepi dan merenungkan makna Ramadan yang akan segera berlalu. Bulan suci ini bukan sekadar tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menahan diri dari segala bentuk keburukan, baik lahir maupun batin.
Refleksi akhir Ramadan adalah momen penting untuk mengevaluasi diri, sejauh mana kita telah berhasil meraih kemenangan atas hawa nafsu.
Pasar tumpah dan mal yang ramai menjelang Idul Fitri menjadi pemandangan kontras dengan suasana khusyuk Ramadan. Di satu sisi, ada semangat kebersamaan dan kegembiraan dalam menyambut hari kemenangan.
Di sisi lain, ada potensi untuk terjebak dalam konsumerisme dan melupakan esensi Idul Fitri yang sebenarnya. Kita perlu bijak menyeimbangkan antara persiapan lahiriah dan batiniah.
Idul Fitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga momentum untuk kembali fitrah, menjadi manusia yang lebih baik. Kemenangan sejati adalah ketika kita mampu mengaplikasikan nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi pribadi yang sabar, ikhlas, dan peduli terhadap sesama.
Tali silaturahmi yang terjalin erat saat Idul Fitri adalah wujud nyata dari kemenangan Ramadan. Momen ini menjadi kesempatan untuk saling memaafkan, melupakan segala kesalahan, dan mempererat persaudaraan.
Mari kita jadikan Idul Fitri sebagai titik awal untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan sesama.
Di tengah euforia Idul Fitri, jangan lupakan mereka yang kurang beruntung. Mari kita berbagi kebahagiaan dengan memberikan zakat fitrah dan sedekah kepada mereka yang membutuhkan. Idul Fitri adalah momen untuk menunjukkan kepedulian dan solidaritas sosial.
Hari kemenangan ini adalah milik kita semua. Mari kita rayakan dengan penuh khidmat dan kebersamaan, menjaga tradisi silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama. Idul Fitri bukan sekadar akhir dari Ramadan, tetapi juga awal dari kehidupan yang lebih baik.