SLEMAN, TRISAKTINEWS.COM – Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman, S.Sos., M.M., melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang telah terbukti berhasil mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat.
Dalam kunjungannya, Bupati Bone diterima langsung oleh Bupati Sleman H. Harda Kiswaya, S.E., M.Si., di Kantor Bupati Sleman. Turut mendampingi Bupati Sleman, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Bidang Persediaan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kabupaten Sleman.
“Kunjungan ini kami lakukan untuk studi tiru, melihat langsung bagaimana Sleman mengelola sampah secara modern dan produktif, bahkan mampu menghasilkan PAD hingga Rp5 miliar per tahun,” ujar Bupati Andi Asman.
Menurutnya, salah satu kekuatan sistem pengelolaan sampah di Sleman adalah kolaborasi multipihak, termasuk pihak swasta dan UMKM pengelola sampah. Sleman menggandeng jasa pengangkutan sampah swasta dan pelaku usaha mikro dalam pengelolaan sampah di hampir setiap kecamatan melalui depo sampah yang dikelola secara mandiri.
Dari kerjasama tersebut, pemerintah daerah setempat memperoleh retribusi yang masuk sebagai sumber PAD. “Sampah bahkan tidak hanya menjadi tanggungan, tapi telah menjadi aset daerah,” kata Andi Asman.
Tak hanya itu, Sleman juga memanfaatkan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel), yaitu mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif bagi industri, seperti pabrik semen. Sementara jenis sampah lain seperti kardus dan rongsokan dikelola untuk dijual kembali, menambah nilai ekonomi dari sektor persampahan.
Bupati Bone menambahkan, pengelolaan sampah pasar juga dikelola dengan sistematis. Retribusi diambil dari seluruh pedagang pasar, yang kemudian masuk ke PAD Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan dikelola untuk pengangkutan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Bupati Andi Asman berharap, dari kunjungan ini Pemerintah Kabupaten Bone dapat menerapkan sistem serupa yang terintegrasi dan berorientasi pada pemanfaatan ekonomi, sehingga persoalan sampah di Bone tidak hanya teratasi, tetapi juga dapat memberikan kontribusi nyata bagi keuangan daerah. (*/ril)