Oleh Nur Indah Purnama Sari (Aktivis Perempuan)
TRISAKTINEWS.COM – Dalam beberapa bulan terakhir, ekonomi politik global menghadapi tantangan besar yang dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik, kebijakan moneter, dan dinamika perdagangan internasional. Ketidakpastian di pasar keuangan meningkat akibat suku bunga tinggi yang diterapkan oleh bank sentral di berbagai negara untuk mengendalikan inflasi.
Di Amerika Serikat, Federal Reserve masih mempertahankan kebijakan moneter ketat meskipun ada tanda-tanda perlambatan ekonomi. Sementara itu, di Eropa, Bank Sentral Eropa menghadapi dilema antara menekan inflasi dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang lesu akibat dampak perang Rusia-Ukraina.
Di Asia, perekonomian China mengalami perlambatan, terutama di sektor properti dan manufaktur, yang berdampak pada rantai pasok global. Pemerintah China pun menerapkan kebijakan stimulus untuk mendorong konsumsi domestik dan investasi.
Dalam konteks perdagangan global, ketegangan antara AS dan China masih berlangsung, terutama terkait teknologi dan semikonduktor. Di sisi lain, negara-negara berkembang mencoba mencari keseimbangan dalam hubungan perdagangan mereka agar tidak terlalu bergantung pada salah satu kekuatan ekonomi besar.
Dengan situasi yang terus berkembang, negara-negara di dunia berupaya merespons ketidakpastian ini melalui kebijakan fiskal dan diplomasi ekonomi yang lebih adaptif. Ke depan, stabilitas ekonomi politik global akan sangat bergantung pada bagaimana negara-negara besar menangani tantangan ini serta bagaimana kerja sama multilateral dapat diperkuat di tengah rivalitas geopolitik yang semakin tajam.