Oleh : Ismail Suardi Wekke (Cendekiawan Muslim Indonesia)
TRISAKTINEWS.COM – Gemuruh adzan Maghrib memecah senja di langit Jakarta. Di sebuah sudut kota yang ramai, tepatnya di Masjid Istiqlal, ratusan orang berbondong-bondong memadati pelataran masjid.
Mereka bukan hanya datang untuk menunaikan ibadah shalat Maghrib, tetapi juga untuk merasakan kehangatan tradisi berbuka puasa bersama. Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, momen ini menjadi oase yang menyejukkan hati, tempat di mana ukhuwah Islamiyah terjalin erat.
Setiap tahun, Masjid Istiqlal secara rutin terprogram mengadakan acara buka puasa bersama. Acara ini bukan sekadar ajang makan bersama, tetapi juga sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama muslim.
Berbagai kalangan hadir, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Mereka datang dari berbagai penjuru Jakarta, bahkan ada yang dari luar kota.
Suasana menjelang berbuka puasa begitu semarak. Para relawan dengan sigap menyiapkan hidangan takjil dan makanan berat. Aroma kurma, kolak, dan gorengan bercampur menjadi satu, menggugah selera.
Sambil menunggu adzan, para jamaah saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan mendengarkan ceramah singkat dari ustadz.
Ketika adzan Maghrib berkumandang, suasana hening seketika. Doa berbuka puasa dipanjatkan dengan khusyuk, diikuti dengan tegukan air putih dan suapan kurma.
Setelah itu, para jamaah menikmati hidangan yang telah disiapkan. Senyum merekah di wajah mereka, menandakan kebahagiaan dan rasa syukur.
Acara buka puasa bersama ini tidak hanya menghadirkan kebahagiaan bagi para jamaah, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Setiap hari, takmir Masjid Istiqlal membagikan ratusan paket makanan kepada para musafir, kaum dhuafa, dan warga kurang mampu. Kegiatan ini menjadi wujud nyata dari kepedulian sosial dan semangat berbagi di bulan Ramadan.
Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika para jamaah dari berbagai latar belakang duduk bersama dalam satu shaf. Mereka tidak lagi memandang perbedaan status sosial, ekonomi, atau suku bangsa. Justru yang wujud ada hanyalah rasa persaudaraan dan kebersamaan sebagai sesama muslim.
Setelah shalat Maghrib berjamaah, acara dilanjutkan dengan ceramah agama dan diskusi. Para jamaah antusias mengikuti setiap sesi, menambah ilmu dan wawasan tentang agama Islam.
Momen ini menjadi kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan mempererat ukhuwah.
Acara buka puasa bersama ini menjadi bukti nyata bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat tali silaturahim.
Di tengah kesibukan dan hiruk-pikuk Jakarta, Masjid Istiqlal berhasil menciptakan ruang kebersamaan yang hangat dan penuh makna.
Tradisi Berbuka Puasa Ala Indonesia
Tradisi berbuka puasa di Indonesia merupakan fenomena budaya yang kaya dan beragam, mencerminkan perpaduan antara nilai-nilai agama, adat istiadat lokal, dan kekayaan kuliner Nusantara.
Lebih dari sekadar ritual mengakhiri puasa, berbuka puasa di Indonesia menjadi momen sosial yang mempererat tali silaturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan hidangan khas yang unik, menciptakan mozaik budaya yang mempesona selama bulan Ramadan.
Salah satu tradisi yang paling umum adalah “ngabuburit,” yaitu kegiatan menunggu waktu berbuka puasa dengan berbagai aktivitas seperti berjalan-jalan sore, berburu takjil di pasar Ramadan, atau mengikuti kajian agama.
Pasar Ramadan menjadi pusat keramaian, di mana berbagai hidangan takjil seperti kolak, es buah, gorengan, dan bubur sumsum dijajakan. Keanekaragaman takjil ini mencerminkan kekayaan kuliner Indonesia, dengan pengaruh dari berbagai budaya seperti Arab, Tiongkok, dan Eropa.
Selain ngabuburit dan berburu takjil, tradisi berbuka puasa bersama juga sangat populer di Indonesia. Kegiatan ini sering diadakan di masjid, musala, rumah, atau restoran, melibatkan keluarga, teman, tetangga, atau anggota komunitas.
Berbuka puasa bersama bukan hanya tentang menikmati hidangan lezat, tetapi juga tentang berbagi kebahagiaan, mempererat persaudaraan, dan meningkatkan kepedulian sosial. Banyak komunitas atau organisasi yang mengadakan kegiatan berbagi takjil gratis atau buka puasa bersama untuk kaum dhuafa dan anak yatim.
Di beberapa daerah, terdapat tradisi berbuka puasa yang unik dan khas. Misalnya, di Aceh, ada tradisi “kanji rumbi,” yaitu pembagian bubur kanji gratis di masjid. Di Yogyakarta, ada tradisi “kenduri,” yaitu makan bersama di masjid atau musala dengan membawa hidangan dari rumah masing-masing.
Di Jawa Tengah, ada tradisi “megengan,” yaitu makan bersama dengan keluarga atau tetangga sebelum memasuki bulan Ramadan. Tradisi-tradisi ini menunjukkan betapa beragamnya budaya Indonesia dan betapa pentingnya nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat.
Tradisi berbuka puasa ala Indonesia bukan hanya tentang makanan dan minuman, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Momen ini menjadi kesempatan untuk merefleksikan diri, meningkatkan ibadah, mempererat tali silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.