BONE, TRISAKTINEWS.COM — Komitmen untuk memperkuat pengawasan Pemilu secara partisipatif terus dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Melalui Kursus Hukum Pemilu yang digelar pada Kamis, 29 Mei 2025.
Bawaslu Bone membuka ruang kolaborasi strategis lintas lembaga dan generasi, bertempat di Kantor Bawaslu Bone.
Kegiatan ini merupakan inovasi berkelanjutan yang dirancang untuk menjaga eksistensi dan integritas pengawasan Pemilu, meskipun saat ini berada di masa non-tahapan. Kursus ini lahir dari gagasan kolektif jajaran pimpinan Bawaslu Bone, termasuk Plt. Kepala Sub Bagian Hukum, Humas, dan Datin, serta direalisasikan melalui kolaborasi bersama DPRD Bone dan KPU Bone.
“Untuk kesempatan kali ini, kursus hukum pemilu melibatkan pelajar dan mahasiswa yang ada di Kabupaten Bone sebagai peserta untuk berpartisipasi aktif memiliki perhatian terhadap isu-isu Pemilu dan demokrasi,” ujar Vivin, Plt. Kasubbag Hukum, Humas, dan Datin Bawaslu Bone.
Kursus ini menghadirkan delapan narasumber, di antaranya:
- Mardiana Rusli, SE., M.I.Kom – Ketua Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan
- Muh. Asrullah, SH – Wakil Ketua DPRD Bone
- Nuryadi Kadir, S.Sos., MA – Komisioner KPU Bone
- Ketua dan Koordinator Divisi Bawaslu Bone
Ketua Bawaslu Bone, Alwi, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk nyata tanggung jawab moral Bawaslu kepada publik, terutama generasi muda, dalam menumbuhkan kesadaran demokrasi.
“Kursus Hukum Pemilu ini menjadi suplemen pengetahuan demokrasi dan bekal ke depan bagi peserta. Ini adalah ikhtiar kami agar pengawasan partisipatif terus hidup dan tumbuh, sekalipun tidak ada tahapan Pemilu yang sedang berjalan,” ujar Alwi.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Sulsel Mardiana Rusli yang turut hadir dan membuka acara, memberikan apresiasi atas inisiatif Bawaslu Bone. Ia menekankan pentingnya pelibatan kaum muda sebagai kelompok strategis dalam pengawasan demokrasi.
“Pelatihan ini menyasar kelompok kaum muda, karena merekalah yang akan menentukan masa depan politik kita. Kita dorong lahirnya volunteer yang sadar hukum untuk menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan edukasi Pemilu,” tutur Mardiana.
Ia juga berharap agar hubungan antara Bawaslu Bone dan peserta kursus tidak berhenti di kegiatan ini saja.
“Ini bukan hanya kursus, ini adalah proses membangun keluarga baru. Kami berharap interaksi antara Bawaslu dan peserta terus hidup ke depannya,” tutup Mardiana.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari peserta, membuka ruang bagi generasi muda di Bone untuk memahami sekaligus terlibat aktif dalam proses demokrasi yang sehat dan bermartabat. (*/iwn)