Skandal Bansos di Tuban: Keluarga Mapan Terima Bantuan, Lansia Miskin Tak Tersentuh

- Jurnalis

Jumat, 8 Agustus 2025 - 19:08 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

TUBAN, TRISAKTINEWS.COM — Janji pemerintah soal bantuan sosial yang tepat sasaran kembali tercoreng di level desa. Temuan lapangan dari warga dan pegiat sosial di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, menguak potensi penyimpangan data penerima bantuan yang sangat mencolok, hingga memicu kecaman dari warga setempat.

Di dusun Krajan RT 4 RW 2, terdapat satu keluarga besar yang hidup dalam kemapanan ekonomi, namun tetap rutin menerima berbagai jenis bantuan pemerintah. Mereka adalah pasangan Jasmin dan Suwati, yang tinggal satu atap bersama orang tua Jasmin, yakni Konan dan istrinya Darmini, serta tiga anak mereka yang masih di bawah umur.

Meski tinggal dalam satu rumah besar dan kokoh dengan pagar besi dan fasilitas rumah tangga lengkap, kendaraan motor dan bahkan mobil, keluarga ini tercatat memiliki dua kartu keluarga (KK) terpisah, sebuah celah administratif yang diduga kuat dimanfaatkan untuk menggandakan akses bantuan sosial.

“Mereka itu orang mampu, tapi selalu dapat semua bantuan, mulai dari sembako sampai bantuan tunai. Bahkan bisa buat bayar angsuran mobil,” ungkap Paimo, seorang pegiat sosial desa yang selama ini aktif memantau ketimpangan penyaluran Bansos.

Baca Juga :  Bentuk Empati, Polantas Bone Kawal Jenazah Dari Rumah Duka Hingga ke Pemakaman

Menurut Paimo, jika ditotal, nilai bantuan yang masuk ke keluarga tersebut bisa mencapai Rp3 juta setiap penyaluran. Jumlah ini dianggap tak masuk akal, apalagi digunakan untuk membiayai kredit kendaraan, bukan kebutuhan pokok.

“Kami heran, kenapa yang miskin justru tidak terdata, sedangkan yang kaya lancar terus dapat jatah? Kalau Bansos untuk bayar mobil, itu sudah keterlaluan,” tambahnya.

Sementara itu, diujung Desa, Seorang Lansia Menanti Janji Negara yang Tak Kunjung Datang, di Dusun Ngindahan, hanya beberapa kilometer dari rumah mewah itu, tinggal Kasmi (58), seorang janda lansia yang hidup sebatang kara, ia sudah lama tidak menerima bantuan apapun, bahkan sejak Pilpres terakhir. Usia tua dan kondisi ekonomi lemah tak membuat namanya muncul dalam daftar penerima manfaat.

“Saya nggak pernah dapat apa-apa. Nggak ada bantuan sembako, uang juga tidak. Dulu katanya belum masuk data, tapi sampai sekarang tetap tidak dapat,” kata Paimo tirukan Kasmi lirih.

Kondisi ini memunculkan kontras sosial yang mencolok sekaligus menyakitkan, lansia sebatangkara tak tersentuh bantuan, rumah mewah banjir subsidi.

Baca Juga :  Polres Bone Laksanakan Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Pallawa 2025

Masih menurut Paimo, praktik memecah KK dalam satu rumah memang kerap jadi siasat untuk memecah kuota bantuan. Dengan dua KK, bantuan bisa digandakan, apalagi jika tidak ada verifikasi ulang dari aparat desa atau pihak dinas sosial.

Namun dalam kasus ini, muncul dugaan kuat bahwa praktik tersebut dibiarkan atau bahkan dilindungi oleh pihak tertentu di tingkat desa. Pasalnya, laporan warga sudah sering disampaikan, namun tidak pernah ditindaklanjuti secara serius.

“Mengapa keluarga mapan bisa menerima bantuan lebih dari satu jalur, apakah ada peran perangkat desa dalam permainan data penerima, siapa yang bertanggung jawab atas validasi dan distribusi Bansos” tegas Paimo dalam bertanya.

Skandal ini bisa menjadi pintu masuk bagi pengusutan lebih luas terhadap manipulasi Bansos di desa-desa lain di Tuban. Karena jika praktik serupa terjadi di banyak tempat, maka program pengentasan kemiskinan yang dibangga-banggakan pemerintah hanya menjadi proyek pencitraan semata, yang justru memperdalam jurang ketimpangan.

“Kalau dibiarkan, keadilan sosial hanya jadi ilusi. Orang miskin dibiarkan, orang kaya dimanjakan,” pungkasnya.
(Redho)

Berita Terkait

Aliansi Rakyat Bone Bersatu Tegaskan Aksi Tolak Kenaikan PBB-P2 Murni Suara Rakyat
Bone Adalah Barometer; Masihkah Rakyat Berkuasa atau Sekedar Pelengkap Untuk Mendulang Suara?
Cegah Banjir, Babinsa Binturu dan Warga Kompak Bersihkan Drainase Tersumbat
Ironi Hukum di Bawean : Terlapor Persetubuhan Anak Gugat Orang Tua Korban Pencemaran Nama Baik
Polresta Sidoarjo Gelar Upacara Peringatan Hari Juang Polri
Kapolres Gresik Hadiri Upacara Hari Juang, Kapolri Pimpin Upacara di Surabaya dan Resmikan Patung M Jasin
Diduga Wanprestasi LBH CCI Laporkan Klien ke Polresta Sidoarjo
DLH Jatim Pastikan Pembersihan Taman Apsari Rampung Usai Pesta Rakyat HUT RI
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 23:59 WITA

Aliansi Rakyat Bone Bersatu Tegaskan Aksi Tolak Kenaikan PBB-P2 Murni Suara Rakyat

Kamis, 21 Agustus 2025 - 23:19 WITA

Bone Adalah Barometer; Masihkah Rakyat Berkuasa atau Sekedar Pelengkap Untuk Mendulang Suara?

Kamis, 21 Agustus 2025 - 23:16 WITA

Cegah Banjir, Babinsa Binturu dan Warga Kompak Bersihkan Drainase Tersumbat

Kamis, 21 Agustus 2025 - 23:14 WITA

Ironi Hukum di Bawean : Terlapor Persetubuhan Anak Gugat Orang Tua Korban Pencemaran Nama Baik

Kamis, 21 Agustus 2025 - 23:11 WITA

Polresta Sidoarjo Gelar Upacara Peringatan Hari Juang Polri

Berita Terbaru

Daerah

Polresta Sidoarjo Gelar Upacara Peringatan Hari Juang Polri

Kamis, 21 Agu 2025 - 23:11 WITA