BONE, TRISAKTINEWS.COM – Aliansi Mahasiswa dan Rakyat (AMARA) Bone menyatakan kekecewaan mereka terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bone setelah Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dijadwalkan pukul 10.00 WITA tidak kunjung dimulai hingga lebih dari satu jam.
Merasa aspirasi mereka tidak dihargai, mahasiswa yang hadir dalam forum tersebut memilih untuk melakukan aksi walkout sebagai bentuk protes.
Jenderal Lapangan aksi, Afdal Togar, menegaskan bahwa tindakan walkout ini adalah bentuk perlawanan terhadap buruknya komitmen DPRD dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat.
“Kami datang dengan harapan adanya diskusi serius dan solutif, tetapi yang terjadi justru mencerminkan ketidakbecusan mereka. Jika hal mendasar seperti ketepatan waktu saja tidak bisa mereka jalankan, bagaimana mungkin kita bisa percaya mereka mampu menangani kebijakan yang lebih kompleks,” tegasnya.
Dalam aksi tersebut, AMARA Bone membawa tiga poin tuntutan utama kepada DPRD dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bone:
1. Mendesak Pemda Bone untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi seluruh masyarakat.
2. Mendesak Pemda Bone segera mengaktifkan Sistem UHC Istimewa, demi menjamin layanan kesehatan yang merata.
3. Menuntut DPRD dan Pemda Bone untuk mengusut tuntas tragedi Bola Soba yang hingga kini belum menemukan titik terang.
Koordinator Mimbar, Andi Mahardika Sunandar, menyoroti bahwa DPRD telah gagal menjadi simbol demokrasi yang berpihak pada rakyat.
“Hari ini kita melihat bagaimana demokrasi yang seharusnya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, justru diabaikan oleh mereka yang duduk di kursi kekuasaan. Jika mereka tidak bisa hadir tepat waktu dalam forum yang menyangkut kepentingan rakyat, lalu siapa yang sebenarnya mereka wakili,” ujarnya dengan lantang.
Sementara itu, Koordinator Lapangan, Rian Saputra, menambahkan bahwa sikap abai DPRD mencerminkan mentalitas birokrasi yang bobrok.
“Sejarah mencatat bahwa kejatuhan sebuah peradaban selalu dimulai dari pemimpinnya yang lalai dan abai terhadap rakyatnya. Jika jadwal sederhana seperti ini saja mereka langgar, bagaimana mungkin kita berharap mereka bisa menyelesaikan masalah rakyat yang jauh lebih kompleks,”jelas Rian
Mahasiswa menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam jika DPRD terus menunjukkan ketidakseriusan dalam bekerja. Mereka berjanji akan terus mengawal kebijakan dan kinerja DPRD serta mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam mengawasi para wakil rakyat.
Aksi ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan rakyat bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh. Jika DPRD Bone tidak segera berbenah, bukan tidak mungkin kursi empuk yang mereka duduki akan digoyang oleh suara rakyat yang semakin lantang. (*/ril/iwn)