JAKARTA, TRISAKTINEWS.COM — Ikatan Keluarga Alumni ISMEI (IKA ISMEI) menggelar kegiatan Dialog Ekonomi bertajuk “UMKM Berdaya: Sinergi Ekonomi dan Ideologi Bangsa”, Rabu (25/6/2025) di Tebet, Jakarta Selatan.
Dialog ini menjadi wadah strategis untuk mendorong penguatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sekaligus memperkuat semangat kebangsaan di tengah arus ekonomi global.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah pelaku UMKM, mahasiswa, dan masyarakat umum. Hadir sebagai narasumber antara lain Staf Khusus Menteri UMKM Hasby Zamry, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM RI M. Riza Damanik, Ketua Umum Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND) Afda Rizal Armashita, dan Ketua Dewan Penasehat IKA ISMEI Tommy Rahaditia.
Dalam paparannya, Hasby Zamry mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sangat proaktif dalam mendukung UMKM, baik dari sisi pembiayaan maupun pemasaran.
“Pemerintah menaikkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Rp280 triliun menjadi Rp300 triliun di bawah Presiden Prabowo. Dari sisi pemasaran, produk UMKM dibantu melalui business matching baik untuk ekspor maupun kebutuhan dalam negeri,” jelas Hasby.
Namun demikian, Hasby menyoroti dua tantangan utama yang dihadapi UMKM: literasi digital dan keuangan.
“Pencatatan laporan keuangan yang buruk jadi kendala untuk naik kelas. Ini yang sedang kami benahi lewat pelatihan-pelatihan,” tambahnya.
Untuk mencetak pengusaha muda, pemerintah juga menggagas program IHAB (Indonesia Hebat Anak Bangsa) yang menyasar mahasiswa di berbagai kampus di seluruh Indonesia, mempertemukan mereka dengan industri besar jika ada potensi usaha yang menjanjikan.
M. Riza Damanik, Deputi Kemenkop UMKM, menekankan pendekatan baru dalam penguatan UMKM dengan mengembangkan ekosistem yang utuh dari hulu ke hilir.
“Tak hanya pembiayaan atau pelatihan. Ekosistem UMKM harus hidup: pasarnya jelas, kualitas produknya meningkat, legalitas dan sertifikasinya diperkuat,” ujarnya.
Ia menyebut tiga fokus utama Kemenkop UMKM saat ini adalah sektor produksi, pembangunan sentra-sentra UMKM prioritas, dan keterlibatan UMKM dalam program nasional seperti pembangunan tiga juta rumah.
Afda Rizal Armashita, Ketua Umum KEIND, menegaskan pentingnya keterlibatan aktif pemerintah.
“UMKM adalah penopang PDB negara, jadi harus diberi akses modal, pelatihan, inovasi, dan ekspor. Komunitas juga sangat penting agar pelaku usaha bisa saling berbagi informasi,” jelasnya.
Sementara itu, Tommy Rahaditia, Ketua Dewan Penasehat IKA ISMEI sekaligus praktisi ekonomi Universitas Trisakti, menekankan pentingnya daya saing global.
“Indonesia tak boleh hanya jadi pasar. UMKM kita harus jadi pemain, dan itu hanya bisa dengan inovasi, teknologi, serta tata kelola yang baik,” tandasnya.
Kegiatan ini mencerminkan semangat kolaboratif antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan komunitas alumni dalam mendorong UMKM tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari kekuatan ideologis bangsa yang mandiri dan berdaya saing. (*/aye)