MAKASSAR, TRISAKTINEWS.COM – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima audiensi dari perwakilan Indora Global, Rumah Semut Film, dan DFI di Balai Kota Makassar pada Senin (27/5/2025). Pertemuan ini membahas rencana produksi film berjudul “Anak Lorong The Movie 2026”, yang akan mengangkat nilai-nilai budaya dan potensi lokal Kota Makassar.
Wali Kota Munafri menyambut baik rencana tersebut dan menyatakan dukungannya terhadap pengembangan industri kreatif, khususnya perfilman, yang dinilai memiliki potensi besar untuk mengangkat citra Makassar di kancah nasional maupun internasional.
“Kami sangat mendukung industri kreatif di Makassar. Ada banyak spot menarik di kota ini yang bisa dimanfaatkan untuk syuting. Kita bisa angkat beragam keunikan Kota Makassar,” ujar Munafri.
Ia menambahkan, Pemerintah Kota Makassar terus mendorong pemanfaatan potensi lokal demi mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif, serta membangun sinergi antara seniman, pelaku industri, dan pemerintah.
Inisiator film, Fachrul Muchksen, menjelaskan bahwa Anak Lorong The Movie akan menggambarkan kehidupan masyarakat di lorong kota, sekaligus merepresentasikan perjuangan dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan urban Makassar.
“Film ini menunjukkan bagaimana masyarakat berjuang di tengah kerasnya kehidupan kota dari perspektif budaya. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga inspirasi,” ungkap Fachrul.
Judul Anak Lorong The Movie dipilih karena dianggap memiliki daya tarik kuat dari sisi narasi lokal dan diharapkan dapat menarik perhatian Kementerian Kebudayaan. Fachrul juga menyampaikan bahwa film ini sejalan dengan semangat koperasi dan pengembangan ekonomi masyarakat, selaras dengan visi pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ia menyoroti peran Makassar sebagai pusat produksi film di Indonesia Timur sejak 2014, dimulai dari kesuksesan Uang Panai yang memenangkan Indonesia Box Office Movie Award. “Setiap tahun, ada sekitar 7-8 ribu kegiatan perfilman yang berkaitan dengan kota ini. Hampir semua produser nasional kini menjalin kerja sama dengan tokoh-tokoh lokal di Makassar,” jelasnya.
Tokoh-tokoh seperti Mathias Muchus akan dilibatkan dalam film ini, termasuk diaspora Makassar yang kini menetap di London. Film juga akan menampilkan budaya lokal seperti tari Makkareso sebagai bagian dari narasi.
Tim produksi menyampaikan bahwa mereka datang untuk meminta dukungan dan arahan dari para pemangku kepentingan di Makassar agar produksi berjalan lancar, dari penyusunan skenario hingga proses syuting yang direncanakan dimulai pada Oktober 2025. Tayang perdana dijadwalkan pada Juli 2026.
“Kami ingin tahu apa yang bisa kami lakukan untuk memperkuat cerita kami. Kehadiran kami di sini sebagai bentuk penghormatan terhadap peran pemerintah daerah,” tutup Fachrul.
Film ini diharapkan menjadi karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya dan semangat masyarakat Makassar ke panggung yang lebih luas.(*/rls)